Pages

24 October 2017

Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik

Ada beberapa teori yang membahas sifat asam dan sifat basa, antara lain teori asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai teori-teori tersebut, silahkan simak baik-baik.
1.            Teori Asam Basa Arrhenius
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia dari Swedia mengemukakan konsep asam dan basa. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam air tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen di dalamnya.
A.    Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion hidrogen (H+).
Contoh-contoh reaksi asam ketika dilarutkan dalam air sebagai yaitu sebagai berikut.
Sebenarnya ion-ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam ketika dilarutkan dalam air terikat pada molekul-molekul air (H2O) dalam bentuk ion hidronium, yaitu ion positif yang dibentuk oleh penambahan sebuah proton (ion hidrogen) pada sebuah molekul air. Ion ini dinyatakan dengan rumus kimia H3O+. Akan tetapi, seringkali kita hanya menulis dengan H+.
Tidak semua senyawa hidrogen adalah asam, misalnya etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH. Walaupun ada unsur H-ya, etanol bukan asam. Begitu juga tidak semua hidrogen pada rumus kimia suatu asam dapat dilepaskan sebagai ion H+ dalam larutan.
Contohnya, dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hidrogen, tetapi satu atom H saja yang dapat dilepaskan sebagai ion H+.
Asam asetat merupakan asam lemah karena yang terisonisasi sangat sedikit.
Berdasarkan kekuatannya, asam terdiri atas asam kuat dan asam lemah yang ditentukan oleh besarnya derajat ionisasi di dalam larutan air.
a.    Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang derajat ionisasinya mendekati satu asam yang mengalami ionisasi sempurna. Contohnya HCI (asam klorida), HBr (asam bromida), HI (asam iodida), HNO3 (asam nitrat), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat) dan H2CO3 (asam karbonat).
b.    Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang derajat ionisasinya lebih kecil atau asam yang mengalami ionisasi sebagian. Contoh HF (assam fluorida), CH3COOH (asam asetat), HCN (asam sianida), HNO2 (asam nitrit), H2SO3 (asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat), dan H2CO3 (asam karbonat).
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dilepaskan, asam dibedakan sebagai berikut:
a.    Asam Monoprotik
Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H+ dalam pelarut air.
Contoh: 

b.    Asam Diprotik
Asam diprotik adalah asam yang melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air.
Contoh:
 c.     Asam Triprotik
Asam triprotik adalah asam yang melepaskan tiga ion H+ dalam pelarut air.
Contoh: 

Ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion sisa asam.
B.    Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Contoh-contoh reaksi basa ketika dilarutkan dalam air sebagai berikut.
Basa berdasarkan pada ion OH- yang dilepaskan pada reaksi ionisasi basa dibedakan menjadi sebagai berikut:
a.    Basa Monohidroksi
Basa monohidroksi adalah basa yang pada reaksi ionisasi melepaskan satu ion OH-.
Contoh: 

b.    Basa Polihidroksi
Basa polihidroksi adalah basa yang ada pada reaksi ionisasi melepaskan ion OH- lebih dari satu.
Contoh:

2.            Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah teori yang melengkapi kelemahan teori asam-basa Arrhenius karena tidak semua senyawa bersifat asam/basa dapat menghasilkan ion H+/OH- jika dilarutkan dalam air.
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa/zat lain. Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari senyawa/zat lain. Teori ini juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memperlihatkan sifat asam/basa suatu senyawa jika tidak ada proton yang terlibat dalam reaksi. Berdasarkan teori di atas, reaksi antara gas HCI dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam-basa yaitu:
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen klorida mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Jika zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, jika suatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
Dalam reaksi diatas, perbedaan HCI dan CI- adalah sebuah proton, dan perubahan antarkeduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, serta pasangan HCI dan CI- juga disebut pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO32 bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam-basa konjugat.

Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat atmosfer yang khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi zat atmosfer.
3.            Teori Asam Basa Menurut Lewis
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis mengusulkan teori asam-basa baru juga. Lewis yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam-basa sebagai masalah dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan. Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima elektron. Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam dalam kerangka teori Lewis, karena proton adalah aksepator pasangan elektron. Dalam reaksi netralis proton membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.
Situasi ini sama dengan reaksi fase gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Bronsted-Lowry.
Dalam reaksi ini proton dan HCI membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen. Keuntungan utama teori asam-basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronstred-Lowry terbukti sebagai reaksi asam-basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reaksi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.
Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori asam-basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas proton dengan kata lain, asam adalah kerangka teori Arrhenius dan Bronsted-Lowry), asam ini disebut asam Lewis.

Sumber
Chang, R. 2005Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Cotton, F. A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Petrucci, R. H. 1985. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Permasalahan :
1. Mengapa asam basa Arrhenius hanya terbatas pada pelarut air sedangkan pada teori bronsted-lowry dan lewis tidak tidak berlaku.
2. Bagaimana cara kita mengetahui senyawa tersebut menerima pasangan elektron dan pemberi pasangan elektron menurut konsep asam basa lewis?

11 komentar:

Devi fitria said...

terima kasih atas materinya. menurut saya asam-basa arrhenius hanya terbatas pada pelarut air karena yang menjadi dasar penggolongan asam basanya tergantung pada yang melepas OH- untuk basa dan melepas hidrogen untuk asam, tidak menjelaskan berdasarkan pasangan elektron bebas yang dimiliki senyawa tersebut seperti pada teori lewis dan donor dak akseptor protin berdasarkan teori bronsted lowry.

Resilta Khairunnnisah said...

terimakasih atas informasi dari materinya.
saya ingin mencoba menjawab pertanyaan anda,dimana teori asam-basa oleh Arrhenius hanya terbatas pada air karena Arrhenius hanya melihat suatu senyawa tergolong asam atau basa berdasarkan ion yang dilepaskan OH-(basa) dan H+(asam). sedangkan pada teori Bronsted-lowry dan Lewis lebih mengarah pada donor dan akseptor hidrogen serta mengarah pada jumlah pebas yang dimiliki suatu senyawa.

Unknown said...

Menurut saya teori asam-basa arrhenius hanya terbatas pada pelarut air itu dikarenakan pada teori ini asam-basa dilihat hanya dari ion yang dilepaskan nya saja dimana OH- basa dan H+ asam, sedangkan untuk teori asam-basa bronsted lowry berdasarkan donor dan aseptor proton dan teori asam-basa lewis berdasarkan donor dan akseptor pasangan elektron bebas

Unknown said...

Menurut saya teori asam-basa arrhenius hanya terbatas pada pelarut air itu dikarenakan pada teori ini asam-basa dilihat hanya dari ion yang dilepaskan nya saja dimana OH- basa dan H+ asam, sedangkan untuk teori asam-basa bronsted lowry berdasarkan donor dan aseptor proton dan teori asam-basa lewis berdasarkan donor dan akseptor pasangan elektron bebas

Kurnia Nastira Ningsih said...

terimakasih untuk pemaparannya
saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang anda ajukan

1. Teori arhenius merupakan teori dasar, maka hanya memperhatikan bentuk ionisasinya saja
Melepas H+ asam dan OH- basa

2. Dalam teori lewas
Asam dan basa lewis terdapat dalam 1 senyawa, dimana atom penerima PEB adalah asam lewis dan atom pemberi PEB adalah basa lewis

Unknown said...

Terimakasih atas penjelasan yang saudara sampaikan, sangat bermanfaat
baiklah disini saya akan mencona menjawab pertanyaan
1. menurut saya teori Arrhenius hanya sebatas pada pelarut air saja karena pada teori ini hanya melihat sifat asam basanya dari ion yang dilepaskan -OH(basa) dan H+(asam)
Terimakasih :)

Chemistman said...

terimakasih atas materinya disini saya ingin mencoba menjawab pertanyaan pertama yaitu dimana konsep dasar dimana asam yang memiliki ion H+ saja sedangkan untuk teori selanjutnya telah embahas donor dan akseptor
untuk pertanyaan kedua melalui lihat bahwa nyatanya basa mendonorkan peb sedangkan untuk aasam penerima peb

vindi annisa said...

hai habib
Terimakasih atas informasi yang diberikan. Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan. Menurut saya
1. karena teori Arrhenius masih teori yang paling mendasar dari asam basa , jadi hanya sebatas dari pelarut air yang melihat suatu senyawa berdasarkan ion yang dia lepaskan, jika asam maka melepaskan H+ dan basa melepas OH-
2. Suatu senyawa yang memiliki pasangan elektron bebas (peb) lah yang akan beperan sebagai pemberi peb ke senyawa penerima nya. dimana senyawa pemberi peb bersifat basa dan penerimanya bersifat asam
Terimakasih. Semoga membantu :)

Unknown said...

Sebelumnya terimakasih karena sudah berbagi materi dan ilmunya.
Baiklah saya akan mencoba mejawab permasalahan yang ada. Menurut saya,
1. Asam basa Arrhenius hanya terbatas pada pelarut karena teori asam basa arrhennius hanya berdasarkan ada atau tidaknya ion H+ dan OH- ketika berada pada suatu larutan, sedangkan teori bronsted-Lowry dan lewis didasarkan pada serah terima proton dan elektron.
2. Kita dapat mengetahuinya dengan menuliskan struktur lewis dari senyawa yang digunakan, nah apabila suatu senyawa tersebut asam maka akan bertindak sebagai aseptor pasangan elektron, sedangkan senyawa basa bertindak sebagai donor elektron.

Unknown said...

Trimakasih atas penjelasan yang sangat bermanfaat
Saya akan membantu untuk menjawab
menurut saya teori Arrhenius hanya sebatas pada pelarut air saja karena pada teori ini hanya melihat sifat asam basanya dari ion yang dilepaskan -OH(basa) dan H+(asam)

Giotama Demando said...

materi yang sangat menarik, saya akan menjawab pertanyaan nomor 1 dimana teori arhenius ini hanya menjelaskan suatu ionisasi senywa dengan apabila dilarutkan dengan air saja yaitu apabila melepaskan H+ berupa asam dan melepas OH- berupa basa.

Post a Comment

Recent Posts