Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan
tunggal dan ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya. Benzena adalah senyawa organikdengan rumus molekul C6H6 yang merupakan suatu anggota dari suatu kelompok besar senyawa aromatis, senyawa yang cukup distabilkan dan delokalisasi elektron pi. Benzena tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Karena hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen, senyawa benzena dapat dikategorikan ke dalam hidrokarbon. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik
siklik dengan ikatan pi yang tetap.
Persyaratan Untuk Aromatisitas
Persyaratan
senyawa aromatik
1. Molekul harus siklik
dan datar
2. Memiliki orbital p
yang tegak lurus pada bidang cincin (memungkinkan terjadinya delokalisasi elektron pi)
3. Memiliki elektron pi =
4n + 2 (aturan Huckle) ; n = bilangan bulat.
siklooktatetraena
(tidak aromatik).
Aturan Hückel
Dalam tahun 1931 seorang ahli kimia jerman Erich Hückel,
mengusulkan bahwa untuk menjadi aromatic, suatu senyawa datar, monosiklik (satu
cincin) Hrus memiliki electron pi sebanyak 4n+2, dengan n ialah bilangan
bulat.. Menurut aturan Hückel, suatu cinicin dengan electron pi sebanyak 2,6,10
atau 14 dapat bersifat aromatiktetapi cincin dengan 8 atau 12 elektron tidak
dapat.
Ion Siklopentadiena
Siklopentadiena adalah suatu diena konjugasi dan tidak
aromatic. Alasan utama tidak aromatic ialah bahwa satu atom karbonnya adalah sp3, tidsk sp2 . karbon sp3 ini tidak mempunyai orbital p untuk ikut berikatan pi.
Tetapi bila diambil satu ion hydrogen dari dalam siklopentadiena, maka
hibridisasi karbon tersebut akan berubah menjadi sp2 dan akan memiliki orbital p yang berisi sepasang electron.
Substitusi Aromatik
Elektrofilik
Pada
kondisi yang tepat benzene mudah bereaksi substitusi aromatic elektrofilik
yaitu reaksi suatu elektrofil disubstitusikan untuk satu atom hydrogen pada
cincin aromatic. Terdapat beberapa Substitusi Aromatik Elektrofilik yaitu,
Monosubstitusi, Disubstitusi dan Trisubstitusi Contoh reaksi substitusi seperti
ini dipaparkan di bawah ini :
Monosubstitusi
Disubstitusi
Trisubstitusi
Substitusi
Pertama
Dalam
kedua reaksi monosubstitusi yang ditunjukkan di atas, digunakan asa, lewis
sebagai katalis. Asam lewis bereaksi dengan regensia (seperti X2 atau HNO3) untuk menghasilkan suatu
elektrofil, yang merupakan zat pensubstitusi yang sebenarnya. Misalnhya, H2SO4 (suatu asam yang sangat kuat)
dapat merebut suatugugus hidroksil dari dalam asam nitrat, maka akan dihasilkan
ion nitronium +NO2. Suatu elektrofil dapat
menyerang elektron pi suatu cincin benzena untuk menghasilkan suatu macam
karbokation yang terstabilkan oleh resonansi yang disebut suatu ion
benzenonium.
A. Halogenasi
Halogenasi
aromatik dicirikan oleh brominasi benzena. Katalis dalam brominasi aromatik
adalah FeBr3 (seringkali dibuat in situ dari Fe dan Br2). Peranan katalis adalah menghasilkan elektrofil Br+. Ini dapat terjadi oleh reaksi langsung dan pembelahan
ikatan Br-Br. Lebih mungkin lagi, Br2 tidak
sepenuhnya terbelah pada reaksi dengan katalis FeBr3, melainkan sekedar terpolarisasikan. Untuk sederhananya,
di sini ditunjukan Br+ sebagai elekfilnya.
B. Efek Isotop
Jika
tahap penentu laju substitusi aromatik elektrofilik ialah pembentukan ion
benzenonium, maka reaksi benzena terdeuterasi dan reaksi benzena normal akan
sama cepat. Eksperimen menunjukan bahwa hal ini memang benar; benzena dan
perdeuteriobenzena (C6D6)
menjalani brominasi elektrofilik sama cepat, dan tak dijumpai efek isotop
kinetik.
Tahap 2
dalam mekanisme reaksi, lepasnya H+ atau D+, memang melibatkan pemutusan ikatan CH atau CD. Tak
diragukan lagi bahwa eliminasi D+ akan lebih lambat daripada
eliminasi H+,
tetapi dalam masingmasing kasus tahap kedua
itu begitu cepat dibandingkan dengan Tahap 1, sehingga tak dijumpai perubahan
laju reaksi keseluruhan.
C. Nitrasi
Benzena
menjalani nitrasi bila diolah dengan HNO3 pekat. Katalis
asam Lewis dalam reaksi ini adalah H2SO4 pekat. Seperti halogenasi, nitrasi aromatik berupa reaksi
dua-tahap. Tahap pertama (tahap lambat0 adalah serangan elektrofilik. Dalam
nitrasi elektrofiliknya ialah +NO2. Hasil serangan ialah suatu ion benzenonium yang mengalami
pelepasan H+ dengan cepat dalam tahap kedua. H+ ini bergabung dengan H2SO4- untuk menghasilkan kembali katalis H2SO4.
D. Alkilasi
Alkilasi
benzena berupa substitusi sebuah gugus alkil untuk sebuah hidrogen pada cincin.
Alkilasi dengan alkil halida dan runutan AlCl3 sebagai
katalis, sering dirujuk sebagai alkilasi Friedel-Crafts.
E. Asilasi
Reaksi
ini serinkali merupakan metode terpilih untuk membuat aril keton. Guguskarbonil
aril keton ini dapat direduksi menjadi gugus CH2 . dengan
kombinasi asilasi Friedel-Crafts dan direduksi, dapat disiapkan suatu alkil
benzene tanparisiko penataan ulang dari gugus alkil.
F. Sulfonasi
Sulfonasi
benzene dengan asam sulfat menghasilkan asam benzene sulfonat. Sulfonasi
bersifat mudah balik danmenunjukkan efek isotop yang sedang.
Substitusi
kedua
Suatu
benzene tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua. Beberapa benzene
tersubstitusi bereaksi lebih mudah. Misalnya anilinabereaksi substitusi
elektrofilik lebih cepat daripada benzene.
Tidak perlu diberi katalis seperti
benzene
Memerlukan asam nitrat, temeratur tinggi dan waktu lama
Substitusi
Ketiga
1. Jika dua substituen
mengarahkan suatu gugus ke satu posisi, maka posisi ini akan merupakan posisi
utama.
o terhadap CH3 dan m terhadap NO2
2. Jika dua gugus
bertentangan dalam efek-efek pengarahan mereka, maka aktivator yang lebih kuat
akan lebih diturut pengarahannya. pengarah o, p lebih kuat
3. Jika dua gugus
deaktivasi berada pada cincin, terlepas dimana posisinya, akan menghambat substitusi ketiga
4. Jika dua gugus pada
cincin berposisi meta satu sama lain substitusi tidak terjadi pada
posisi apit meskipun cincin teraktifkan pada posisi itu. Tidak reaktifnya
posisi ini rena rintangan sterik
Sumber
Budimarwanti. 2008.
Struktur, Tatanama, Aromatisitas Dan Reaksi Substitusi
Elektrofilik
Senyawa Benzena. Jogjakarta: Ebook digital.
Fessenden, R. J dan
J. S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Prasetyo, B. 2009. Senyawa
Organik. Surabaya: Universitas Airlangga.
Permasalahan: Mengapa benzena itu lebih mudah mengalami reaksi
substitusi dari pada adisi!
11 komentar:
terima kasih materi yang disampaikan menarik. menurut saya kenapa benzen lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi dikarena adanya resonansi pada benzen yang disebabkan oleh delokasisasi elektron.
Terima kasih atas jawabannya
Materi yang sangat menarik.
Pada benzena terdapat ikatan rangkap yang berselang-seling sehingga memungkinkan terjadinya resonansi atau delokalisasi elektron, sehingga senyawa benzena akan lebih kuat. Hal ini lah yang menyebabkan reaksi adisi pada benzena sulit terjadi dibandingkan reaksi subsitusi.
terima kasih atas jawabannya
materinya sangat membantu.
benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi dibandingkan adisi karena adanya ikatan rangkap yang berselang seling, dimana ikatan rangkap selang-seling itu menyebabkan adanya resonansi dan delokalisasi dari elektron sehingga, benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi
Benzena merupakan senyawa tak jenuh (memiliki ikatan rangkap) yang lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi. Hal ini terjadi karena adanya resonansi yang menyebabkan elektron pada senyawa benzena selalu berpindah-pindah.
Ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron. Jika suatu pereaksi, seperti bromin atau asam halida direaksikan dengan benzena, kumpulan elektron pada ikatan rangkap benzena akan terdelokalisasi ke ikatan tunggal sehingga ikatan tunggal tersebut berubah menjadi ikatan rangkap. Hal ini berlangsung terus-menerus sehingga menyulitkan terjadinya reaksi adisi.
Benzena mudah mengalami substitusi karena reaksi tersebut hanya menggantikan hidrogen (ikatan sigma) bukannya ikatan phi, sehingga kestabilan akibat resonansi elektron phi tidak terganggu
Sebanrnya bisa adisi seperti reaksi hidrogenasi tetapi membutuhkan suhu yang tinggi
terima kasih telah membantu menjawab permasalahan yang ada
terima kasih karena jawabannya sangat membantu
Karena pada subtitusi reaksi yang terjadi pada ikatan hidrogen atau sigma bukan pada ikatan pii nya jadi akan lebih mudah mengalami subtitusi
jwaban yang diberikan sangat membantu, terima kasih
Post a Comment